HASIL ANALISIS KESALAHAN
TATASAN FONOLOGI, MORFOLOGI, SINTAKSIS
PADA 10 KARANGAN SISWA SMP NEGERI 2 BANYUDONO
Tugas ini disusun guna sebagai pengganti ujian semester ganjil
Analisis Kesalahan Berbahasa II
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hj. Markhamah, M.Hum
Disusun oleh:
RIKA YAYAN NUGRAHENI
A 310 070 103
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru mengejarkan suatu bahasa sering menemukan kesalahan yang dibuat si terdidik. Kesalahan itu ada yang berhubungan dengan keterampilan tertentu, misalnya menyimak, berbicara, membaca atau menulis. Kesalahan itu adapula yang berhubungan dengan tataran linguistik, misalnya yang berhubungan dengan fonologi, morfologi atau sintaksis. Telah banyak usaha untuk mengatasi temuan-temuan guru itu yang sebenarnya bertujuan agar proses belajar mengajar bahasa berhasil dengan baik. Sehingga guru memerlukan suatu pendekatan yang dapat menolong guru untuk menganalisis kesalahan si terdidik yang pada gilirannya murid menyadari kesalahan tersebut dan tidak menggunakan ketika mempraktekan bahasa. Pendekatan yang dilakukan adalah analisis kesalahan.
Jika kita mendengar penyimpangan kebahasaan yang dilakukan si terdidik, apakah penyimpangan itu dapat dikategorikan sehingga kesalahan itu dapat ditentukan jenisnya, demikian pula dapat ditentukan daerah dan sifat kesalahan. Dihubungkan dengan keterampilan berbahasa. Kesalahan apakah yang selalu muncul dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Yang menarik perhatian dalam analisis kesalahan, tentu kesalahan yang bersifat sistematis. Kesalahan sistematis berarti berhubungan dengan kompetensi. Yang dimaksud dengan kompetensi disini adalah kemampuan pemcicara untuk melahirkan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakannya.
Analisis kesalahan lebih ditekankan pada proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing, maka dengan sendirinya analisis kesalahan berobjekkan bahasa si terdidik yang sedang mempelajari kedua atau bahasa asing. Objek yang lebih khusus lagi adalah kesalahan yang bersifat sistematis. Bahasa yang menjadi objek analisis kesalahan berhubungan dengan keempat keterampilan bahasa, baik yang menyangkut fonologi, morfologi, sintaksis maupun semantik.
B. Rumusan Masalah
Agar perumusan masalah dalam penelitian menganalisis karangan siswa ini menjadi jelas dan terarah, perlu adanya perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam menganalisis karangan 10 karangan siswa SMP Negeri 2 Bannyudono ini adalah Bagaimanakah kita mengatahui jenis kesalahan berdasarkan tataran fonologi, morfologi, dan sintasis pada karangan siswa, beserta cara menganalisis kesalahan berdasarkan tataran tersebut?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari makalah ini adalah untuk mengetahui jenis kesalahan serta cara menganalisisnya berdasarkan tataran fonologi, morfologi, dan sistaksis pada 10 karangan siswa SMP Negeri 2 Bannyudono.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DAERAH KESALAHAN FONOLOGI
Analisis kesalahan bidang fonologi, misalnya kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan, grafemik, pungtuasi dan silabisasi.
Dapat dikatakan juga, bahwa kesalahan itu berhubungan dengan:
- Penulisan hurup besar, huruf kecil
- Penulisan kata depan
- Penggunaan tanda baca
- Pemisahan suku kata, lebih-lebih pemisahan suku kata margin kanan.
Untuk melengkapi uraian ini, ada baiknya penulis sertakan kesalahan ejaan yang telah dikumpul pada 10 karangan siswa SMP Negeri 2 Banyudono.
Tanda Baca
| Tercetak | | Seharusnya |
1.1 | Anak mereka seorang perempuan. dia bernama marrimbow | 1.1 | Anak mereka seorang perempuan, dia bernama marrimbow |
2.3 | Ke, candi borobudur | 2.3 | Ke candi borobudur. |
2.10 | Beberapa kemudian kita sampai | 2.10 | Beberapa kemudian kita sampai. |
2.20 | Di tengah perjalanan kakakku kecelakaan lukanya tidak parah | 2.20 | Di tengah perjalanan, kakakku kecelakaan, lukanya tidak parah |
4.5 | Waktu saya naik meja saya terpeleset | 4.5 | Waktu saya naik meja, saya terpeleset |
6.2 | Saat itu saya kalah terus | 6.2 | Saat itu saya kalah terus. |
6.3 | Tapi saya akhirnya menang | 6.3 | Tapi saya akhirnya menang. |
6.7 | Saya akan pergi ke rumah kakek | 6.7 | Saya akan pergi ke rumah kakek. |
6.11 | Setelah beberapa hari saya di bawa kedokter | 6.11 | Setelah beberapa hari, saya di bawa kedokter. |
6.12 | Tangan saya di gif | 6.12 | Tangan saya di gif. |
7.2 | Saya pergi kemasjid untuk shalat subuh | 7.2 | Saya pergi kemasjid untuk shalat subuh. |
7.6 | Saya dirumah nonton TV | 7.6 | Saya dirumah nonton TV. |
7.10 | Pukul 03.00 WIB saya kemasjid | 7.10 | Pukul 03.00 WIB saya kemasjid. |
7.13 | Saya shalat maghrib berjamaah di masjid | 7.13 | Saya shalat maghrib berjamaah di masjid. |
7.41 | Saya melanjutkan perjalanan | 7.41 | Saya melanjutkan perjalanan. |
7.42 | Sesampainya saya dirumah nenek saya saya bertemu dengan teman-teman ibu saya | 7.42 | Sesampainya saya dirumah nenek saya, saya bertemu dengan teman-teman ibu saya. |
8.5 | Aku dan teman-temanku berenang disana sampai puas | 8.5 | Aku dan teman-temanku berenang disana sampai puas. |
8.7 | Pada saat perjalanan pulang aku dan teman-teman melihat pemandangan | 8.7 | Pada saat perjalanan pulang, aku dan teman-teman melihat pemandangan. |
9.4 | Aku berlibur ketempat nenek pada hari senin setelah lebaran. | 9.4 | Aku berlibur ketempat nenek pada hari senin setelah lebaran. |
9.9 | Keluargaku diajak pulang tidak mau | 9.9 | Keluargaku diajak pulang tidak mau. |
9.10 | Aku kembali kerumah nenekku yang pertama | 9.10 | Aku kembali kerumah nenekku yang pertama. |
10.1 | Aku mendapatkan tugas untu menjaga Rizki | 10.1 | Aku mendapatkan tugas untu menjaga Rizki. |
Pemakain Huruf Kapital
| Tercetak | | Seharusnya |
1.3 | Dia bernama marrimbow | 1.3 | Dia bernama Marrimbow |
1.4 | dia terkenal sangat cantik | 1.4 | Dia terkenal sangat cantik |
1.12 | Kedua tonaas memikirkan daerahya | 1.12 | Kedua Tonaas memikirkan daerahya |
1.14 | marirmbow akan berperilaku sebagai laki-laki | 1.14 | Marimbow akan berperilaku sebagai laki-laki |
2.1 | habis lebaran aku diajak kakak keborobudur | 2.1 | Habis lebaran aku diajak kakak keborobudur |
2.11 | disana kita naik keatas candi | 2.11 | Disana kita naik keatas candi |
8.2 | didalam perjalanan sangat menyenangkan | 8.2 | Didalam perjalanan sangat menyenangkan |
9.6 | aku dan keluargaku sudah sampai ditempat nenek | 9.6 | Aku dan keluargaku sudah sampai ditempat nenek |
10.2 | dia adikku yang baru berumur tiga bulan | 10.2 | Dia adikku yang baru berumur tiga bulan |
B. DAERAH KESALAHAN MORFOLOGI
Kesalahan pada bidang morfologi berhubungan dengan tata bentuk kata. Dalam bahasa Indonesia kesalahan pada bidang morfologi akan menyangkut derivikasi, diksi, kontaminasi, dan pleonasme. Ini semua berhubungan dengan kosakata.
1.17 2.16 3.1 3.2 5.3 6.5 7.5 7.12 | Dia curiga, apakah orang itu benar-benar seorang pria. Seharusnya, Dia curiga, apakah orang itu benar-benar seorang pria. Kalok adikku beli minuman. Seharusnya, Kalau adikku beli minuman. Saya belajar menaiki sepeda. Seharusnya, Saya belajar mengendarai sepeda. Saya mengobel sepada. Seharusnya, Saya mengayuh sepeda. Sang Puteri semakin akrab dengan Suta. Seharusnya, Sang Putri semakin akrab dengan Suta. Saya pulang untuk menonton teletipi. Seharusnya, Saya pulang untuk menonton televisi. Saya sholat zhuhur. Seharusnya, Saya sholat dzuhur. Sehabis berbuka puasa saya sholat maghrib. Seharunya, Sesudah berbuka puasa saya sholat maghrib. |
C. DAERAH KESALAHAN SINTAKSIS
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti ‘dengan’ dan tettein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologi kata sintaksis berarti ‘menempatkan secara bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat’ (Verhaar, 1997).
Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat klausa, dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 1987).
Kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan kesalahan pada daerah mrfologi, karena kalimat berunsurkan kata-kata. Itu sebabnya daerah kesalahan sintaksis berhubungan dengan:
1) kalimat yang berstruktur tidak baku
2) kaimat yang ambigu
3) kalimat yang tidak jelas
4) diksi yang tidak tepat membentuk kalimat
5) kontaminasi kalimat
6) koherensi
7) kalimat mubadzir
8) kata serapan yang digunakan didalam kalimat, dan
9) logika kalimat
Berikut contoh-contoh kesalahan sintaksis yang telah dikumpul pada 10 karangan siswa SMP Negeri 2 Bannyudono.
| Tercetak | | Seharusnya |
2.12 | Kita melihat baju terbesar, buku terbesar, sampai buku terkecilpun ada. | 2.12 | Kita melihat baju dan buku terbesar, sampai buku terkecilpun juga ada. |
2.15 | Disana aku beli oleh-oleh untuk aku beli dodol dan baju | 2.15 | Disana aku membeli jenang dodol dan baju sebagai oleh-oleh |
2.19 | Ditengah perjalanan kakak aku kecelakaan, tapi lukanya gak parah, lalu dilanjutkan lagi perjalananya | 2.19 | Di tengah perjalanan kakakku kecelakaan, karena lukanya tidak parah, kita tetap melanjutkan perjalannan. |
3.9 | Lalu saya bersepeda terus dengan teman-teman | 3.9 | Kemudian saya bersepeda bersama teman-teman. |
4.1 | Pada waktu saya kelas 5 SD , Di sekolahan mengadakan lomba kelas. | 4.1 | Ketika saya masih SD kelas lima, sekolahan saya mengadakan lomba kelas |
9.9 | Sesudah itu aku mengajak pulang dan sampai aku marah karena keluargaku di ajak pulang gak mau | 9.9 | Setelah itu, aku mengajak pulang keluargaku, etapi keluargaku tidak mau diajak pulang. |
BAB III
KESIMPULAN
Kesalahan adalah penyimpangan-penyimpangan yang bersifat yang bersifat sistematis yang dilakukan si terdidik ketika ia menggunakan bahasa. Kesalahan yang perlu dianalisis melingkupi tataran fonologi, morfologi, sintaksis. Analisis kesalahan bidang fonologi, misalnya kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan, grufemik, pungtuasi dan silabisasi. Analisis kesalahan bidang morfologi, misalnya kesalahan yang bertalian dengan morfem, kata dengan derivasiny, sedangkan analisis kesalahan bidang sintaksis, misalnya menyangkut urutan kata, koherensi, logika kalimat.
Analisis bertujuan untuk menemukan kesalahan, mengaplikasikan, dan terutama untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan demikian analisis kesalahan dapat digunakan guru untuk:
1. menentukan urutan sajian.
2. menentukan penekanan-penekanan dalam hal penjelasan dan latihan.
3. memperbaiki pengajaran remedial.
4. memilih butir-butir yang tepat untuk mengevaluasi penggunaan bahasa si terdidik.
DAFTAR PUSTAKA
Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. University Muhammadiyah Press, Surakarta.
. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesatuan Berbahasa. University Muhammadiyah Press, Surakarta.
Marsono. 2002. Fonetik. Gajah Maha University Press, Yogyakarta.
Pateda, Mansoer. 2002. Analisis Kesalahan. Nusa Indonesia.
Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. C.V.Karyono, Yogyakarta.
Verharr, J.W.M. 2001. Pengantar Lingustik: Jilid ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar: