MENDIDIK ANAK
MEMBACA, MENULIS DAN MENCINTAI AL-QUR’AN
SERTA METODENYA
Penulis
SAHIBBAN
Ditulis
sebagai syarat pengajuan status kepegawaian
di
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) ASHABUL AMIN
Tambun
Selatan - Bekasi
·
MUQODIMAH
Segala puji hanya patut menjadi milik Allah swt, Zat
Yang menurunkan Al-Qur’an, mengajarkanya, sekaligus membuatnya mudah
dipelajari. Sholawat dan salam tercurah kepada Rosulullah Muhammad saw, yang
memiliki misi mengajarkan Kitab Suci Al-Qur’an, berikut keluarganya, sahabatnya,
serta para pengikutnya.
Di era ini, masyarakat muslim, secara khusus orang
tua, para pendidik dituntut untuk memiliki sikap isyfaq terhadap
anak-anak sebagai generasi penerus. Sikap isyfaq adalah sikap peduli,
khawatir, dan prihatin terhadap kondisi dan dunia anak-anak. Dan manifestasi isyfaq
yang paling riil adalah mendidik anak membaca dan menulis Al-Qur’an.
·
LATAR BELAKANG PENULISAN
Yang melatar belakangi penulis mencoba menyusun pembahasan ini
diantaranya adalah:
1.
Urgensi pengajaran Al-Qur’an sejak usia
dini, agar ada generasi mendatang mampu memahami Al-Qur’an secara benar.
2.
Janji dan keutamaan yang Allah dan
Rosul-Nya berikan kepada para orang tua dan para pendidik yang berusaha keras
terhadap pendidikan Al-Qur’an bagi putra dan putrinya.
3.
Sikap isyfaq terhadap generasi
muslim saat ini.
·
PEMBAHASAN
I.
SERUAN MENDIDIK ANAK BACA TULIS AL-QUR’AN
1.
Seruan Mendidik Anak Membaca Al-Qur’an
Rosulullah saw yang memiliki misi
mengajarkan Al-Qur’an, menyeru dan mendorong orang tua agar tidak lupa mendidik
anak-anaknya membaca al-Qur’an. Dalam hadits dinyatakan,
{ أدبواأولاكم علئ ثلاثة خصال : حب
نبيكم وحب آل بيته وقراءت القرآن } رواه الطبرانئ
“Didiklah anak-anakmu dalam tiga perkara: mencintai Nabimu,
mencintai keluarga Nabi, dan membaca Al-Qur’an”. (HR.
Thabrani)
Ditekankanya memberikan pendidikan
Al-Qur’an pada masa kanak-kanak adalah masa pembentukan watak yang ideal.
Anak-anak pada masa itu mudah menerima apa saja gambar yang dilukiskan
kepadanya. Sebelum menerima lukisan yang negatif, anak perlu didahului semaian
pendidikan Al-Qur’an sejak dini agar nilai-nilai Kitab Suci Al-Qur’an tertanam
dan bersemi didalam jiwanya kelak.
2.
Anjuran Mendidik Anak Menulis Al-Qur’an
Firman Allah swt,
ن ج والقلم ومايسطرون { }
“Nun, demi qolam (pena)
dan apa yang mereka tulis”.
الذي علم بالقلم { }
“Yang mengajarkan
manusia dengan perantaraan qolam”.
Sejarah perjalanan Nabi saw dan para
sahabatnya pun mencatat giatnya generasi tersebut mendidik anak-anak muslim
untuk dapat menulis.
Atas dasar Al-Qur’an menggunakan bahasa
Arab, maka kegiatan tulis menulis yang amat ditekankan adalah tulis menulis
huruf-huruf Arab (hijaiyah) sebagai bahasa Al-Qur’an. Penelitian Prof. Dr.
Tahiyya Abdul Aziz, dosen bahasa disebuah universitas terkenal di Inggris,
menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan sumber pertama bahasa-bahasa di dunia.
Hasil penelitiannya dia susun dalam sebuah buku yang berjudul Arabic
Language The Origin of Languages.
II.
PENGHARGAAN ISTIMEWA MENDIDIK ANAK BACA
TULIS Al-QUR’AN
1. Penghargaan
Istimewa Bagi Orang Tua
Orang tua yang mendidik anaknya dengan
Al-Qur’an baik sendiri maupun diserahkan kepada orang lain hingga anaknya mampu
membaca Kalam Ilahi itu betapa pun tidak hafal, hanya dengan melihat mushaf
(bin nadzhar), mereka akan diampuni dosa-dosanya, baik yang telah lalu maupun
yang akan ating.
Adapun orang tua yang sanggup mendidik
anaknya hingga anaknya hafal Kalamulloh itu dengan baik, mereka akan
dibangkitkan pada Hari Kiamat dalam rupa bula purnama. Anak tersebut akan
dipanggil di hadapan orang tuanya, kemudian diperintahkan untuk mendemonstrasikan
hafalan bacaannya. Bila si anak mampu mendemonstrasikan satu ayat, Alloh
mengangkat orang tuanya satu derajat. Bisa dibayangkan berapa derajat syurga
yang akan diterima orang tua, bila anaknya menghafal Kitab Suci Al-Qur’an
seluruhnya. Penghargaan istimewa ini diungkapkan oleh Rosulullah saw,
2.
Amal Jariyah Orang Tua, Guru, dan
Pengelola
Allah swt berfirman,
{ ونكتب ماقدمواوءاثرهم ج
}
“Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan sekaligus bekas-bekas yang mereka tinggalkan….”
Rosulullah saw bersabda,
{ إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا
من ثلاث : صدقة جارية , أوينتفع به , أوولد صالح يدعوله }
“Jika manusia mati maka terputuslah
amalannya kecuali tiga perkara, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau
anak sholeh yang mendo’akannya (kedua orang tua).” (HR.
Muslim)
Imam As-Suyuti menyebutkan salah satu dari
10 amal jariyah dalam gubahan sairnya, yaitu mengajarkan al-Qur’anul Karim.
III.
ANAK DAN PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN
AL-QUR’AN
Pendidikan Al-Qur’an
bagi kalangan anak-anak memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan kalangan
lainnya. Hal ini ada kaitannya dengan umur, kejiwaan anak, dan sebagainya. Para pendidik Al-Qur’an hendaknya memperhatikan hal ini
agar tidak gagal. Diantara prinsip-prinsip itu antara lain sebagai berikut.
A.
Membaca dengan Tahqiq
Tata cara membaca Al-Qur’an menurut ulama
terbagi menjadi empat macam, yaitu : 1) membaca secara tahqiq, 2) membaca
secara tartil, 3) membaca secara tadwir, 4) membaca dengan hadr.
Tahqiq
ialah membaca Al-Qur’an dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas,
jelas dan teliti seperti memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan
harakat, serta melepas huruf secara tartil, pelan-pelan, memperhatikan panjang
pendek, waqof dan ibtida’, tanpa sambalewa dan merampas huruf.
Tartil
maknanya hampir sama dengan tahqiq, hanya tartil lebih luwes dari
tahqiq. Az-Zarkasyi mengatakan bahwa kesempurnaan tartil ialah menebalkan
kalimat sekaligus menjelaskan huruf-hurufnya.. Perbedaannya lagi adalah tartil
lebih menekankan aspek memahami dan merenungi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an,
sedangkan tahqiq tekanannya pada aspek bacaan.
Tadwir
ialah membaca Al-Qur’an dengan memanjangkan mad, hanya tidak sampai penuh. Tadwir
merupakan cara membaca Al-Qur’an dibawah tartil dan diatas hadr
(tingkatan keempat).
Adapun hadr ialah membaca
Al-Qur’an dengan cepat, ringan, dan pendek namun tetap sesuai kaidah bacaan
yang benar.
Dari empat tata cara membaca Al-Qur’an
tersebut, tata cara yang ideal untuk dipraktikan dikalangan anak-anak oleh
orang tua dan pendidik adalah tata cara yang pertama,yaitu tahqiq,
sesuai dengan anjuran as-Suyuthi.
Tetapi ada beberapa tata cara yang harus
dihindari, diantaranya :
a.
Tata cara membaca hadzramah,
yaitu membaca Al-Qur’an secara tergesa-gesa, terlalu cepat hingga sambalewa dan
tak karuan hurufnya.
b.
Tata cara membaca al-lahn,
yaitu cara membaca yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.
B.
Metode Pengajaran
Prinsip pengajaran Al-Qur’an pada dasarnya
dilakukan dengan bermacam-macam metode. Diantara metode-metode itu ialah:
Pertama, metode
musafahah. Guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul anak atau
murid. Dengan metode ini, guru dapat menerapkan car abaca huruf dengan benar
melalui lidahnya. Seadangkan anak dapat melihat dan menyaksikan langsung
praktik keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditirukannya.
Kedua, metode ‘ardul
qiro’ah atau metode sorogan/setor bacaan. Murid membaca
didepan guru, sedangkan guru menyimaknya.
Ketiga, metode
gabungan, yaitu guru mengulang-ulang bacaannya, sedang murid murid
menirukannya kata per kata atau per kalimat juga berulang-ulang hingga murid
terampil dan benar.
Adapun tahapan penerapan ketiga metode
diatas ialah :
a.
Tahap awal ialah dengan metode pertama,
ini merupan proses pengenalan kepada anak-anak pemula, sekaligus agar anak
mengetahui bacaan yang benar.
b.
Jika anak telah mampu mengekspresikan
bacaan huruf-huruf hijaiyah maka metode yang tepat adalah dengan metode yang
kedua. Dengan metode ini dapat melatih kelancaran bacaan anak secara bertahap.
c.
Metode yang ketiga cocok untuk mengajar
anak-anak menghafal.
C.
Petikan Selintas Kisah-Kisah Indah dari
Al-Qur’an
Pada
waktu mengajar Al-Qur’an, anak-anak perlu mendapatkan sisipan kisah-kisah
Islami sebagai selingan. Tujuan dari pemaparan kisah ialah agar lekat, rindu,
dan suka cita terhadap majelis pendidikan Al-Qur’an. Tidak jemu, bosan, dan
tertekan karena system pendidikan yang kaku dan monoton.
Banyak
kisah dan hikayat indah yang pantas dan perlu diceritakan kepada anak-anak,
seperti kisah nabi-nabi, rosul, kisah Luqman, kisah Maryam binti Imran, Raja
Iskandar Dzulqornain, dan lain sebagainya.
D.
Anjuran Hingga Khatam Al-Qur’an
Anak ditekankan hendaknya disiplin dan giat
menjalani pendidikan Al-Qur’an hingga Khatam, maksudnya anak tuntas dalam
membaca al-Qur’an dari awal hingga akhir, entah berapa lamanya, dengan disimak
guru, agar dapat keberkahan selain itu agar bacaannya teruji baik dan benar.
IV. PENTINGNYA
MOTIVASI DARI ORANG TUA
Ibnul Jauzi mengatakan, “Pembentukan yang
paling utama ialah pada masa kanak-kanak. Apabila seorang anak dibiarkan
melakukan sesuatu yang kurang baik dan kemudian telah menjadi kebiasaannya,
maka akan sukarlah untuk meluruskannya. Pendidikan budi pekerti anak wajib
dimulai dari rumah dalam keluarga sejak masa kanak-kanak.”
Dari perkataan tadi, agar anak dapat
tekun, rajin dan disiplin dalam membaca dan menulis Al-Qur’an, maka peran orang
tua sangatlah penting mengingat kondisi anak-anak yang tidak stabil yang
senantiasa membutuhkan motivasi dan dorongan.
Peran motivasi dari orang tua ini
bertambah penting mengingat banyak kendala yang menghadang yang menjadikan anak
tidak tekun,,rajin dan disiplin dalam belajar Al-Qur’an seperti televisi
misalnya, teman yang buruk serta lingkungan yang tidak kondusif.
·
KESIMPULAN
Ada
beberapa poin yang harus diperhatikan oleh orang tua dan pendidik dalam
mendidik putra-putrinya mempelajari Al-Qur’an :
1.
Hendaknya orang tua dan para pendidik
senantiasa bersemangat dalam mendidik putra-putrinya untuk tekun, rajin, dan
disiplin dalam mempelajari Al-Qur’an. Mengingat besarnya jaza / ganjaran
yang Allah dan Rosul-Nya janjikan.
2.
Gunakan metode yang tepat dan sesuai dalam
pengajaran dan pendidikan Al-Qur’an bagi putra-putri kita agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
3.
Berikanlah selalu motivasi dan dorongan
agar anak tekun, rajin, dan disiplin dalam belajar Al-Qur’an, baik dari dari
orang tua maupun para pendidik.
·
KHOTIMAH
Semoga apa yang telah penulis coba susun dapat
bermanfaat dalam mendidik anak membaca, menulis dan mencintai Al-Qur’an
Al-Karim.
Segala kekurangan, penulis memohon ampun kepada Allah
swt, kemudian meminta maaf kepada para pembaca yang budiman
Tambun Selatan, 17 Maret 2016M
Penulis
·
DAFTAR PUSTAKA
@ Al-Qur’an
Al-Karim
@ Al-Ashbihani,
Ismail Muhammad Al-Jauzi, Kitab At-targhib wat-Tarhib, Muassasah Al-Khadamat, Beirut.
@ Ibnu
Qudamah, Mukhtashar Minhajul Qoshidin, Maktabah Darul Bayan, Damaskus.
@ As-Suyuthi,
Jalaluddin Abdurrahman, Al-Itqan Fi Ulumul Al-Qur’an, Maktabah Al-Masyhad
al-Husaini, Kairo.
@ Ahmad
Saifuddin, Pendidikan Al-Qur’an, Gema Insani Press, Jakarta.
Tidak ada komentar: