Disusun Oleh :
Muhammad Sahibban. A
Muhammad Sahibban. A
BAB 1 LATAR BELAKANG
A.PENGERTIAN RADIO KOMUNIKASI
Kata radio berasal dari kata ‘to
radiate’ yang mem-punyai arti memancarkan,
sehingga menunjukkan bahwa proses komunikasi radio terjadi dengan
menggunakan media non fisis, yaitu udara. Proses yang terjadi di dalam
komu-nikasi radio adalah memodulasi
gelombang pembawa (carrier wave)
dengan suatu sinyal pemodulasi (modulating
wave), sehingga hasilnya adalah gelombang termodulasi (mo-dulated wave) yang akhirnya dipancarkan ke udara dengan menggunakan
satu sistem antena. Ilustrasi gambar yang diberikan di atas ini adalah sistem
antena pemancar MW (medium wave) RRI Pontianak yang bekerja dengan
sistem modulasi AM (amplitude modulation).
Gelombang
pembawa adalah satu sinyal sinusoidal yang selalu mempunyai frekuensi jauh
lebih tinggi dari frekuensi spektrum sinyal pemodulasinya, yaitu yang termasuk
ke-lompok radio frekuensi (RF). Sedang sinyal pemodulasi mempunyai spektrum
frekuensi dari kelompok audio frequency (AF) sampai RF seperti misalnya sinyal
video yang mempunyai spektrum hingga 5,5 MHz.
Sebetulnya proses modulasi juga terjadi
pada sistem komunikasi yang lain, misalnya pada bidang telegrafi, yaitu
sistem-VFT (Voice Frequency Telegraphy)[1] yang menggu-nakan frekuensi pada range
frekuensi suara sebagai gelombang pembawanya . Juga pada sistem komunikasi
serat optik[2], yang menggunakan sinar laser sebagai
gelombang pem-bawanya .
Tanpa proses
modulasi ini, sinyal pemodulasi yang lazim disebut sinyal informasi sulit untuk
dikirimkan melalui komunikasi radio.
Terdapat dua alasan untuk hal tersebut, yaitu :
ü Karena sinyal informasi terdiri atau
merupakan gabungan dari beberapa frekuensi tunggal yang relatif rendah
frekuensinya, sehingga sistem antena yang digunakan harus mempunyai ukuran yang
relatif panjang dan juga harus broadband.
Per-syaratan ini secara praktis tidaklah mungkin. Misalnya kita ambil saja
salah satu frekuensi audio, 1000 Hz, maka ukuran antena ½ λ-nya sampai mencapai
3 x 105 meter atau 300 km.
ü
Karena sinyal informasi dari berbagai
sumber mempunyai kombinasi yang sa-ma, maka tidak mungkin dipancarkan bersamaan
sebab akan terjadi interfe-rensi antara
sumber-sumber tersebut satu sama lain.
Gelombang pembawa dalam bentuk umum
dinyatakan sebagai,
eC = AC
sin (ω t + θ),
yang merupakan nilai sesaat gelombang
tersebut. Terlihat, bahwa nilai sesaat itu akan tertentu oleh tiga
parameternya, yaitu, amplitude, frekuensi, dan fasa, yang da-pat dipengaruhi
besarnya oleh satu sinyal pemodulasi. Inilah hakekat proses modu-lasi yang
disebutkan diatas. Dengan demikian, pada sistem komunikasi radio dikenal tiga
jenis modulasi, yaitu,
Modulasi
Amplitude (AM = Amplitude modulation)
Modulasi
Frekensi (FM = Frequency modulation)
Modulasi
Fasa (PM = Phase modulasi)
B. MACAM-MACAM FREKUENSI RADIO
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat telah menghasilkan berbagai macam peralatan atau produk komunikasi. Peralatan komunikasi sangat membutuhkan frekuensi, agar dapat digunakan untuk berkomunikasi, Karena itu frekuensi harus dibagi-bagi atau dikelompokkan berdasarkan tipe atau jenis dan kebutuhan peralatan itu. Pembagian frekuensi ditetapkan oleh sebuah badan internasional CCRF (Committee Counsultative Radio Frequency), maka alokasi pembagian frekuensi ini pun bersifat universal. Kelompok frekuensi mulai dari yang terendah hingga tertinggi dan berlaku secara international adalah sebagai berikut;
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat telah menghasilkan berbagai macam peralatan atau produk komunikasi. Peralatan komunikasi sangat membutuhkan frekuensi, agar dapat digunakan untuk berkomunikasi, Karena itu frekuensi harus dibagi-bagi atau dikelompokkan berdasarkan tipe atau jenis dan kebutuhan peralatan itu. Pembagian frekuensi ditetapkan oleh sebuah badan internasional CCRF (Committee Counsultative Radio Frequency), maka alokasi pembagian frekuensi ini pun bersifat universal. Kelompok frekuensi mulai dari yang terendah hingga tertinggi dan berlaku secara international adalah sebagai berikut;
6.5 – 17 GHz =
Extremely High Frequency (EHF)
1.8 – 6.5 GHz = Super High Frequency
(SHF)
300 – 850 MHz =
Ultra High Frequency (UHF)
80 – 300 MHz = Very High Frequency (VHF)
2 – 30 MHz =
High Frequency (HF)
500 – 1700 Khz = Middle Frequency (MF)
80 – 400 KHz = Low Frequency (LF)
10 – 30 KHz = Very Low Frequency
(VLF)
Blok frekuensi itu kemudian dibagi
lagi menjadi bagian-bagian frekuensi yang lebih kecil yang dinamakan saluran
atau kanal frekuensi (channel) yang digunakan oleh suatu stasiun untuk
melakukan penyiaran. Kanal frekuensi merupakan satuan terkecil dari spectrum
frekuensi yang ditetapkan untuk suatu stasiun penyiaran. Kekuatan dan daya
jangkau stasiun penyiaran ini sangat ditentukan oleh ukuran saluran
frekuensinya dan posisi saluran tersebut pada spectrum frekuensi.
Adapun kapasitas saluran frekuensi
untuk kebutuhan komunikasi melalui telepon sudah cukup baik dengan mengunakan
frekuensi 300-2,700 Hz. Dengan kapasitas frekuensi sebesar ini, suara lawan
bicara melalui telepon sudah jelas terdengar. Kebutuhan frekuensi untuk
penyiaran radio lebih tinggi lagi. Suara yang dikeluarkan radio tidak hanya
cukup untuk sekedar bisa didengar tetapi memerlukan juga aspek keindahan suara.
Suara penyanyi atau suara instrumen musik juga harus dapat didengar dengan
baik, karena itu dibutuhkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi lagi,
agar setiap unsur suara yang keluar dapat terdengar dengan baik.
datang
dari mikropon. Selain itu, terdapat osilator frekuensi tinggi yang menyebabkan
arus elektron bergetar bolak-balik sampai beberapa megahertz. Gelombang radio
frekuensi tinggi ini, bekerja sebagai gelombang pembawa untuk membawa sinyal
frekuensi audio yang berasal dari suara penyiar atau musik yang disiarkan.
Perpaduan gelombang radio dengan
gelombang audio dinamakan modulasi audio. Gelombang yang
telah dimodulasikan ini nantinya akan dipancarkan oleh antena pemancar.
Pemancar radio memancarkan gabungan sinyal listrik
frekuensi radio (RF) dan sinyal listrik frekuensi audio (AF). Sinyal frekuensi
radio (FR) yang dibangkitkan osilator diperkuat oleh penguat RF, sedangkan
sinyal frekuensi radio (AF) yang di bangkitkan mikrofon diperkuat oleh penguat
AF. Penggabungan (modulasi) kedua jenis frekuensi tersebut terjadi dalam
modulator. Modulator menghasilkan gelombang radio termodulasi yang merupakan
gabungan dari sinyal RF (gelombang pembawa) dan sinyal AF (gelombang
informasi). Gelombang radio termodulasi ini, kemudian diumpankan ke antena
untuk dipancarkan ke seluruh penjuru dalam bentuk gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi tertentu.
Penggabungan frekuensi radio (RF) dengan frekuensi audio
(AF) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem AM (amplitudo modulation) dan
sistem FM (frequency modulation). Sistem AM menghasilkan sinyal (RF) yang
amplitudonya selalu berubah-ubah, namun frekuensinya tetap. Sistem FM
menghasilkan sinyal RF yang frekuensinya berubah-ubah namun amplitudonya tetap.
Saluran
AM merupakan saluran yang pertama kali digunakan dalam teknolgi penyiaran.
Menurut ketentuan internasional, saluran AM berada pada block frekuensi
300-3.000 KHz. Pada sistem AM, sinyal informasi mengubah-ubah amplitudo
gelombang pembawa namun frekuensinya tetap. Dalam memancarkan sinyal, saluran
AM memanfaatkan gelombang elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground waves dan juga gelombang udara
atau sky waves. Kedua jenis gelombang
dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh.
Ground
waves dapat membawa sinyal hingga 75 mil dari lokasi antena pemancar sementara
sky waves mampu mencapai jarak 1.500 mil dari pemancar. Namun demikian, luas
cakupan sinyal AM tergantung beberapa hal, seperti kekuatan pemancar, frekuensi
yang tersedia, daya konduksi tanah (konduktivitas), jumlah interferensi yang
muncul dan beberapa faktor lainnya.
BAB II TENTANG PENYIARAN RADIO
BAB II TENTANG PENYIARAN RADIO
Penyiaran
adalah :
Pancaran
melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima
di telinga atau didengar dan dilihat oleh publik.
(Chester, Garrison, Willis dalam buku “Television and Radio”)
Penyiaran
merupakan bentuk pengiriman pesan melalui media televisi atau radio dengan
tidak dikontrol secara teknik oleh penerima.
(Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery,
Fiske dalam buku “Key Concept in
Communication and Cultural Studies”)
A.
SEKILAS SEJARAH PENYIARAN
Peristiwa-peristiwa
yang berkaitan dengan siaran radio dan siaran televisi serta perkembangan
teknologi informasi secara singkat :
1887
– Hertz seorang ahli fisika Jerman berhasil mengirim & menerima gelombang
radio
1895
– Komunikasi radio tanpa kabel ditemukan oleh Marconi (Italia)
1896
– Tabung sinar kathode ditemukan oleh F. Braun (Jerman)
1920
– Ahli teknik bernama Frank Conrad (USA) membangun pemancar radio
1922
– Siaran radio dimulai di Amerika, Perancis, Cina, Jerman dan Uni Soviet
1923
– Vladimir Katejev Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi elektris
1924
– Percobaan untuk televisi dilakukan oleh J.L. Baird (Inggris)
1926
– NBC (USA) berdiri dan membangun sistem radio jaringan
1927
– CBS (USA) berdiri
1929
– Siaran Percobaan BBC (Inggris)
1936
– Siaran TV dimulai oleh BBC (Inggris)
1939
– Percobaan siaran TV dimulai di Jepang (NHK)
1951
– Percobaan siaran TV berwarna di Amerika Serikat
1954
– Amerika menetapkan sistem siaran TV berwarna (NTSC)
1957
– Percobaan siaran TV berwarna oleh NHK
1960
– Siaran TV berwarna sistem NTSC dimulai di NHK
1965
– Siaran televisi dimulai di Indonesia
(ASEAN games)
1967
– Siaran TV berwarna sistem PAL dimulai di Inggris, Jerman Barat, Belanda.
1967
– Siaran TV berwarna sistem SECAM dimulai di Perancis dan Uni Soviet
1969
– Apollo 11 (USA) berhasil mengirim gambar bulan yang berwarna
1976
– Satelit Palapa diluncurkan (Indonesia)
1977
– Siaran TV berwarna dimulai di Indonesia
(sistem PAL)
2000
– Siaran TV digital dimulai di Amerika
2001
– Siaran TV satelit digital dimulai di Jepang
2003
– Siaran TV lewat pemancar di darat UHF/VHF dimulai di Jepang
Sejarah
media penyiaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran
sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri.
Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya
radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Sejarah media penyiaran
sebagai suatu industri dimulai di Amerika.
B.
PERKEMBANGAN PENYIARAN RADIO
PERKEMBANGAN
PENYIARAN RADIO DI DUNIA
Industri
penyiaran radio diawali oleh David Sarnoff yang mendirikan perusahaan pembuat
pesawat radio sistem AM yang bernama RCA atau Radio Corporation of America.
Liputan kegiatan Pemilu pada tahun 1920 oleh Radio KDKA (USA) dianggap sebagai
penyiaran berita pertama secara meluas dan teratur kepada masyarakat. Radio
KDKA adalah stasiun penyiaran radio yang berizin komersial yang didirikan oleh
Frank Conrad.
Perkembangan
industri penyiaran radio FM dimulai ketika pertengahan tahun 1933, Edwin Howard
Armstrong dari Universitas Columbia berhasil menemukan frekuensi modulasi (FM),
frekuensi yang jauh lebih tinggi dari penyiaran radio AM (yaitu dari 88 sampai
108 MHz). Armstrong kemudian mendemonstrasikan penemuannya kepada David
Sarnoff. Namun RCA ternyata lebih tertarik untuk mengembangkan televisi.
Armstrong kemudian menjualnya kepada beberapa perusahaan lainnya. Pengembangan
radio FM sempat tertunda karena meletusnya Perang Dunia ke 2 dan kalangan
industri yang lebih tertarik mengembangkan televisi.
Keuntungan
FM dari AM adalah :
1. Dapat
menghilangkan “interference” (gangguan, percampuran) yang disebabkan cuaca,
bintik-bintik matahari atau alat listrik.
2. Dapat
menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga yang sensitif.
3. Hasil
audio yang lebih jernih, lebih dinamis dan noise yang rendah.
Prinsip dasar penyiaran radio FM adalah
proses berubahnya suara penyiar menjadi sinyal listrik dengan menggunakan
mikrofon yang kemudian digabung dengan sinyal pembawa frekuensi tinggi dan
disiarkan ke radio penerima. Radio penerima menyaring sinyal pembawa tersebut
dan menciptakan sinyal analog elektrik original, yang diubah oleh speaker
menjadi energi suara.
Cakupan penyiaran FM dibatasi oleh
garis pandang dari bagian puncak pemancar, maka FM lebih cocok untuk masyarakat
di pusat kota
daripada masyarakat di pedesaan.
FCC
(Federal Communications Commision) memberikan wewenang operasional bisnis bagi
penyiaran radio FM pada tahun 1941. Menjelang tahun 1947, hampir 1000 stasiun
penyiaran radio FM diberikan izin atau melebihi jumlah stasiun penyiaran radio
AM. Tetapi penyiaran radio FM pada masa itu mengalami beberapa masalah besar,
permasalahan itu sebagai berikut:
1. Tidak
bisa didengar melalui penerima penyiaran AM tanpa pengubah khusus dan program
AM tidak bisa diterima oleh perangkat radio FM. Hal ini berarti pendengar
penyiaran radio FM hanya terbatas pada mereka yang membeli perangkat radio
baru. Pada tahun 1947 perangkat penerima FM pada radio AM yang tidak mahal
muncul di pasaran.
2. Masalah
pembuatan program FM dan dukungan iklan. Penyiaran radio FM tidak bisa menarik
jumlah pendengar yang besar kecuali menawarkan program yang berbeda. Namun,
penyiaran radio tidak bisa menarik iklan untuk membiayai program semacam itu
kecuali telah memiliki pendengar. Beberapa industri penyiaran berusaha
memecahkan dilema itu dengan menjiplak program penyiaran radio AM untuk
penyiaran radio FM mereka. Tapi pemilik stasiun penyiaran radio FM independen
merasa keberatan dengan praktik semacam itu karena akan menghalangi
perkembangan penyiaran radio FM.
3. Tidak
adanya kontrol tuning otomatis dan buruknya kualitas perangkat murah penerima
penyiaran radio FM membuat kecewa banyak pendengar.
4. Penyiaran
radio FM mendapatkan persaingan yang keras dari penyiaran radio AM yang sudah
mengakar.
SEJARAH
PENYIARAN RADIO DI INDONESIA
Perkembangan
penyiaran radio di Indonesia diawali pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada
tahun 1925 oleh Prof. Komans dan Dr. De Groot yang berhasil melakukan
komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relai di Malabar, Jawa Barat.
Peristiwa ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan
NIROM. Penyiaran radio di Indonesia dimulai dengan berkembangnya radio amatir
yang menggunakan perangkat pemancar radio sederhana yang mudah dirakit. Tahun
1945, Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendiri. Pada
tahun 1966, mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan
aksi dalam perjuangan orde baru.
Pada
tanggal 11 September 1945,
rapat yang dihadiri oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan
beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia
(RRI). Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin
umum RRI yang pertama.
BAB III SIFAT MEDIA PENYIARAN
Media
penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa
memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara sesama media penyiaran,
misalnya antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat.
JENIS MEDIA
|
SIFAT
|
Cetak
|
- dapat
dibaca, dimana dan kapan saja
- dapat
dibaca berulang-ulang
- daya
rangsang rendah
- pengolahan
bisa mekanik, bisa elektris
- biaya
relatif rendah
- daya
jangkau terbatas
|
Radio
|
- dapat
didengar bila siaran
- dapat
didengar kembali bila diputar kembali
- daya
rangsang rendah
- elektris
- relatif
murah
- daya
jangkau besar
|
Televisi
|
- dapat
didengar dan dilihat bila ada siaran
- dapat
dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali
- daya
rangsang sangat tinggi
- elektris
- sangat
mahal
- daya
jangkau besar
|
Televisi
dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak
menguasai waktu, sedangkan media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai
ruang. Artinya siaran dari media televisi atau radio dapat diterima dimana saja
dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat
dilihat kembali. Media cetak untuk sampai kepada pembacanya memerlukan waktu
(tidak menguasai ruang) tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat diulang-ulang
(menguasai waktu). Perbedaan sifat inilah yang menyebabkan adanya jurnalistik
televisi, jurnalistik radio dan juga jurnalistik cetak, namun semuanya tetap
tunduk pada ilmu induknya yaitu ilmu komunikasi.
Penyelenggaraan
media penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektrum frekuensi radio dan orbit
satelit geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga
pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien.
Siaran
adalah rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar,atau suara dan gambar atau
yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak,
yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. (menurut Undang-undang No 32 tahun 2002 tentang Penyiaran)
Penyiaran
adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana
transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum
frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang
merambat melalui udara, kabel, dan atau lainnya untuk dapat diterima secara
serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. (menurut Undang-undang No 32 tahun 2002
tentang Penyiaran)
Menurut
definisi tersebut, terdapat lima
syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Kelima
syarat tersebut adalah :
1. Spektrum
frekuensi radio
2. Sarana
pemancaran/transmisi
3. Adanya
siaran (program atau acara)
4. Adanya
perangkat penerima siaran (receiver)
5. Dapat
diterima secara serentak/bersamaan
Spektrum
Frekuensi Radio
Spektrum
frekuensi radio adalah kumpulan pita frekuensi radio yang berbentuk gelombang elektromagnetik serta memiliki
lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio
yang merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan
untuk suatu stasiun radio.
Secara
umum, frekuensi dapat didefinisikan sebagai jumlah pengulangan getaran dalam
satu detik yang dihitung dalam satuan cycle atau Hertz.
Perkembangan
teknologi komunikasi yang sangat pesat telah menghasilkan berbagai macam
peralatan komunikasi yang sangat membutuhkan frekuensi agar dapat digunakan
untuk melakukan komunikasi. Untuk itulah frekuensi harus dibagi-bagi atau
dikelompokkan berdasarkan tipe atau jenis dan kebutuhan peralatan itu. Pembagian
frekuensi ditetapkan oleh sebuah badan internasional agar berlaku secara
global-universal dan berlaku di seluruh dunia.
10 –
30 KHz : very low
frequency (VLF)
30 –
300 KHz : low
frequency (LF)
300
– 3000 KHz : high
frequency (HF)
3000
– 30.000 KHz : very high
frequency (VHF)
30 –
300 MHz : ultra high
frequency (UHF)
300
– 3000 MHz : super high
frequency (SHF)
3000
– 30.000 MHz : extremely high
frequency (EHF)
Blok
frekuensi itu kemudian dibagi lagi menjadi bagian-bagian frekuensi yang lebih
kecil yang dinamakan saluran atau kanal frekuensi (channel) yang digunakan suatu stasiun untuk melakukan penyiaran.
Kanal frekuensi merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi yang
ditetapkan untuk suatu stasiun penyiaran. Kekuatan dan daya jangkau stasiun
penyiaran ini sangat ditentukan oleh ukuran saluran frekuensinya dan posisi
saluran tersebut pada spektrum frekuensi. Sebagai gambaran kapasitas saluran
frekuensi untuk kebutuhan komunikasi melalui telepon sudah cukup baik dengan
menggunakan frekuensi 300 – 2700 Hz. Dengan kapasitas frekuensi sebesar ini,
suara lawan bicara melalui telepon sudah jelas terdengar. Kebutuhan frekuensi
untuk penyiaran radio lebih tinggi lagi. Suara yang dikeluarkan radio tidak
cukup untuk hanya sekedar bisa didengar tetapi memerlukan juga aspek keindahan
suara.
Di
Indonesia, pengaturan frekuensi dikelola oleh Departemen Perhubungan
(Direktorat Frekuensi Radio dan Orbit Satelit, Ditjen Postel).
Dalam
mendirikan stasiun penyiaran, frekuensi merupakan hal yang sangat penting dalam
dunia penyiaran, sebab betapapun hebatnya suatu program siaran, tanpa diikuti
kualitas yang bagus pada perambatan gelombang elektromagnetik yang membawa
sinyal gambar atau suara maka akan sulit menjaring audien yang banyak. Selain
itu perencanaan yang matang untuk mendirikan stasiun penyiaran antara lain :
memperkirakan tinggi menara yang harus dibangun, mengukur ketinggian permukaan
tanah, jenis antena, dan kekuatan pemancar.
Dalam
penyiaran televisi, terdapat tiga standar sistem penyiaran yaitu :
1. NTSC
(National Television Standards Committee) digunakan di Amerika Serikat, Kanada,
Jepang, Korea dan Meksiko.
2. PAL
(Phase Alternating by Line) digunakan di sebagian Asia
termasuk Indonesia,
Australia,
Cina, Amerika Selatan, dan sebagian Eropa.
3. SECAM
(Sequential Couleur avec Memoire) digunakan di Perancis, Asia
tengah dan beberapa negara Afrika.
Perbedaan
kebijakan standar sistem penyiaran ini terjadi karena :
- Jumlah
bingkai gambar per detik (fps) yang digunakan
Dalam kelompok PAL dan SECAM menetapkan
standar fps (frame per second)
sebanyak 25, sementara kelompok NTSC menetapkan sebanyak 30. Penetapan ini
berdasarkan patokan tingkat arus listrik rumah tangga.
- Jumlah
garis pada setiap frame-nya
Kelompok PAL dan SECAM menetapkan sebanyak
825 garis per detik, sedangkan kelompok NTSC menetapkan 525 garis per detik.
Faktor ini cukup mempengaruhi tingkat resolusi gambar.
- Jumlah
frekuensi yang digunakan
Kelompok PAL dan SECAM menetapkan lebar pita
frekuensi (bandwidth) sebesar 7 MHz
dan lebar pita frekuensi sebesar 6 MHz. Tentang ketetapan lebar pita frekuensi
ini, cenderung lebih mudah berubah-ubah, bahkan di setiap negara memiliki
kebijakan yang berbeda tergantung dari kebutuhan.
BAB IV PERUBAHAN PRODUKSI PROGRAM MEDIA
PENYIARAN
A. SISTEM SIARAN
Secara
garis besar acara televisi dapat dibagi dua kelompok yaitu siaran langsung dan
siaran rekaman. Siaran langsung mengutamakan sifat aktualitas seperti olahraga,
rapat-rapat yang bersifat besar dan aktual. Untuk siaran rekaman seperti drama,
dokumenter, acara pendidikan adalah acara yang gambar dan suaranya diedit lebih
dahulu.
Awalnya
siaran langsung melewati jaringan telepon atau gelombang mikro sehingga mutunya
kurang memadai. Saat ini siaran langsung menggunakan teknologi komunikasi yang
canggih seperti satelit, jaringan serat optik, jaringan internet dan
sebagainya. Berkat kemajuan teknologi digital yaitu semi konduktor, teknologi
komputer, teknologi perangkat lunak dan lain-lainnya memungkinkan terwujudnya
komunikasi yang berkapasitas besar, berkecepatan tinggi serta bermutu tinggi
dan dapat dipancarkan dari jarak yang sangat jauh.
B.
SISTEM REKAMAN
Cara
menyimpan atau merekam suara dan gambar saat ini mengalami perubahan yang
besar. Dahulu suara direkam pada piringan hitam, kaset, demikian juga untuk
gambar direkam dalam kaset, tetapi saat ini suara dan gambar disimpan dalam
bentuk CD (compact disk) atau dalam HD (hard disk).
C.
SISTEM EDITING
Cara
editing sinyal gambar dan sinyal suara semenjak diketemukan sistem penyimpanan
dengan CD serta hard disk, sistem editing menjadi sangat mudah dan tidak
mengalami penurunan mutu gambar atau suara. Faktor inilah salah satu yang
menyebabkan teknologi digital menjadi unggul. Untuk sinyal gambar sistem
editing ini populer dengan sebutan editing non linier.
D.
SISTEM PENGOLAHAN
Pengolahan
gambar dengan komputer grafik sangat memegang peranan yang penting di sini.
Oleh karena itu operator editing, komputer grafik tidak hanya dituntut sistem
operasinya saja tetapi juga dituntut mempunyai kemampuan seni dan imajinasi
dalam menciptakan gambar-gambar.
BAB V TEKNIK PENYIARAN RADIO
Dalam
produksi siaran radio terdapat proses pemancaran sinyal frekuensi audio dengan
menggunakan gelombang radio. Gelombang dengan frekuensi radio ini, disebut
gelombang pembawa (carrier wave). Amplitudo dan frekuensi gelombang dapat
berubah-ubah menurut irama sinyal yang hendak disiarkan. Perubahan amplitudo
ini disebut dengan modulasi.
Tiga komponen utama dalam pemancar radio :
1. Mikropon
2. Rangkaian pemancar
3. Antena
Proses kerja rangkaian pemancar disebut sebagai modulasi
(perpaduan gelombang radio dan gelombang audio). Penggabungan frekuensi radio
(RF) dengan frekuensi audio (AF) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem
AM (amplitudo modulation) dan sistem FM (frequency modulation). Sistem AM
menghasilkan sinyal RF yang amplitudo-nya selalu berubah-ubah namun
frekuensinya tetap. Sistem FM menghasilkan sinyal RF yang frekuensi
berubah-ubah namun amplitudo-nya tetap.
AM
(amplitudo modulation)
Saluran AM adalah saluran yang pertama kali digunakan
dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan internasional, saluran AM berada
pada blok frekuensi 300-3000 KHz. Dalam memancarkan sinyal, saluran AM
memanfaatkan gelombang elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground waves dan juga gelombang udara
atau sky waves. Kedua jenis gelombang
dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Cakupan sinyal AM tergantung
beberapa hal, seperti kekuatan pemancar, frekwensi yang tersedia, daya konduksi
tanah, jumlah interferensi yang muncul.
FM
(frequency modulation)
Saluran FM ditetapkan secara internasional berada pada
blok frekuensi VHF yaitu 30-300 MHz. *Stasiun TV di Indonesia menggunakan
frekuensi dalam rentang 470 – 890 MHz / UHF. Di Indonesia rentang pita frekuensi radio yang digunakan
untuk siaran radio FM berada pada rentang pita frekuensi 87,5 MHz - 108 MHz
sedangkan pengkanalan frekuensi yang digunakan adalah kelipatan 100 KHz.
Berdasarkan ketentuan ini, maka rentang pita frekuensi (bandwidth) yang diperoleh adalah sebesar 20.5 MHz (108 MHz
dikurangi 87.5 MHz).
Propagansi atau arah penyebaran sinyal FM bersifat
langsung (direct) menuju ke receiver.
Transmisi siaran FM memiliki pola cakupan siaran yang stabil dengan bentuk dan
tingkat atau ukuran frekuensi tergantung pada : daya watt listrik, ketinggian
tiang transmisi, bentuk permukaan daratan.
Kekurangan stasiun FM dibandingkan MW atau SW adalah daya
jangkau siarannya yang lebih terbatas. Karena penyebarannya sinyal FM bersifat
lurus dan langsung, maka daya jangkau FM sebatas horizon yaitu permukaan bumi
datar. Dengan demikian siaran FM dapat terganggu jika terdapat penghalang
terhadap jalannya sinyal seperti bukit atau gedung tinggi.
Beberapa faktor yang menyebabkan kualitas suara FM sangat
bagus yaitu:
1. Pita frekuensi VHF yang digunakan stasiun FM memiliki
sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh gangguan atmosfir.
2. Lebar pita frekuensi saluran FM 20 kali lebih lebar
dibandingkan FM yang memungkinkan untuk menghasilkan suara yang mencapai 15.000
cycle per detik sehingga mampu menghasilkan suara dengan tingkat kejernihan
suara yang lebih tinggi. Selain itu, saluran frekuensi yang lebar ini
memungkinkan stasiun pemancar mengirimkan suara stereo.
SW
(short wave)
Saluran short wave
atau gelombang pendek biasanya digunakan stasiun penyiaran untuk mencapai jarak
yang sangat jauh. Saluran ini dapat digunakan untuk mengirim sinyal dari
pemancar yang berasal dari salah satu belahan bumi ke penerimanya yang berada
di belahan bumi lainnya. Saluran SW berada pada blok frekuensi 3 – 25 MHz yang
terletak antara posisi frekuensi AM dan FM. Saluran ini banyak dipakai oleh
stasiun radio internasional.
Sinyal pada saluran SW dikirimkan menempuh jarak yang
sangat jauh dengan menggunakan gelombang udara (skywaves) yang berada pada lapisan ionosphere.
BAB VI KONSEP
PRODUKSI ACARA RADIO
Produksi siaran radio mengandung beberapa kekuatan utama
media, antara lain :
a. Sebagai kekuatan sosial
Dalam pembuatan
programnya bisa mengandung hubungan kepentingan yang baik maupun kepentingan
yang buruk bagi masyarakat. Acara-acara yang ditawarkan oleh penyiaran radio
biasanya mencerminkan ”need and wants”
yang bernilai bagi masyarakat.
b. Sebagai alat penting media periklanan
Dalam penyiaran radio,
yang memiliki kemampuan untuk meyakinkan pendengar, mengandung tujuan agar
masyarakat mendengarkan promosi produk sehingga berdampak pada penjualan produk
tersebut. Karena itu, perkembangan penyiaran radio masa kini, lebih
berorientasi kepada industri penyiaran yang menghasilkan atau mendapatkan uang.
c. Sebagai sumber informasi
Penyiaran radio juga
berfungsi sebagai sumber informasi utama untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Selain hiburan atau musik, acara berita atau informasi adalah jenis
program yang disukai oleh masyarakat.
Secara etika, memang
radio memiliki kelebihan dengan koran – ”jika
stasiun radio menyiarkan berita atau informasi yang menarik dan disukai oleh
pendengar, hal ini bisa digunakan sebagai alat untuk meningkatkan jumlah nilai
jual bagi stasiun penyiaran radio yang bersangkutan.”
BAB VII STRUKTUR ORGANISASI PENYIARAN RADIO
Sebelum
membahas tentang struktur organisasi penyiaran radio, terlebih dahulu akan
dijelaskan tentang bidang kerja di radio secara umum.
a. Perencanaan
siaran
b. Administrasi
siaran
c. Produksi
siaran (jurnalistik dan hiburan)
d. Promosi/pemasaran
siaran
Dalam
menentukan team radio, ada beberapa tipologi broadcaster yang didambakan yaitu
kreatif, intelek, komunikatif, rajin, disiplin, motivator tim dalam bekerja,
dan mampu menjadi contoh.
Struktur
departemen dari stasiun penyiaran radio sangat bervariasi disesuaikan dengan ukuran.
Dalam struktur organisasi dengan tipe stasiun penyiaran ukuran sedang (medium-size radio station), strukturnya
adalah sebagai berikut :
1. General Manager
2. Sales Manager
3. Program Director
4. News Director
5. Chief Engineer
Dalam tingkatan manajer ini memiliki tanggung jawab akan
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan stasiun penyiaran radio, pemeliharaan
hubungan dengan komunitas, serta monitoring
isi program, jumlah pendengar, dan informasi penjualan.
Seorang General
Manager mempunyai tanggung jawab menyusun rencana kerja stasiun penyiaran
radio, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Selain
itu mengarahkan dan mengelola pengembangan dan penerapan rencana kerja
sekaligus mengawasi, mengevaluasi kerja stasiun penyiaran radio secara menyeluruh
untuk memenuhi pencapaian sasaran pendengar dan sasaran penjualan dengan
memperhatikan efektivitas operasional stasiun penyiaran radio.
Sales
and Promotion Manager
memiliki fungsi merencanakan dan mengelola kegiatan promosi dan penjualan
stasiun penyiaran radio sesuai dengan strategi promosi yang telah ditentukan,
serta mengarahkan segala aktivitas penjualan untuk mencapai target penjualan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Program
Director memiliki tanggung
jawab untuk merumuskan dan menetapkan programming penyiaran radio yang memenuhi
bentuk format penyiaran radio yang telah ditetapkan oleh perusahaan termasuk
aspek-aspek pendukung keberhasilan penyiaran radio, dengan memperhatikan
kebutuhan pendengar sekaligus kebutuhan pengiklan.
Tiga belas kerangka dasar untuk optimalisasi kerja
seorang pengarah program antara lain :
1. Monitoring (memonitor)
2. Act (bertindak)
3. Create (mencipta)
4. Involve yourself with your people
(libatkan diri anda dengan semua karyawan anda)
5. Get input
(cari masukan)
6. Be aware of the competition
(selalu siapkan diri anda dalam hubungan dengan persaingan atau kompetisi)
7. Involve yourself in the community
(libatkan diri dalam komunitas)
8. Be postive
(selalu bersikap positif)
9. Share (selalu mau berbagi)
10. Review your goal
(ricek tujuan)
11. Set an example
(berikan contoh)
12. Be conscious
(selalu sadar akan biaya yang anda keluarkan/hemat)
13. Do something
(lakukan sesuatu)
Pada umumnya, stasiun penyiaran radio terbagi dalam empat
departemen, yaitu :
1. Sales
Department
Staf :
Sales Manager, Sales Staff
Tugas :
Bertanggung jawab akan penjualan air time.
2.
Program
Department
Staf :
Program Director, Announcer, Copywriter, Scriptwriter, Production, Music
Library
Tugas :
Bertanggung jawab untuk output siaran dan supervisi musik atau materi acara
lain untuk kelangsungan penyiaran dan juga bertanggung jawab performa penyiar
atau DJ.
3.
News
Department
Staf :
News Director, Newscaster, Reporters, Writers
Tugas :
Bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menulis, dan menyiarkan berita-berita
atau informasi baik lokal, nasional, maupun internasional.
4.
Engineering
Department
Staf :
Chief Engineer, Staff Engineer, Maintenance
Tugas :
Bertanggung jawab untuk menjaga stasiun penyiaran radio mengudara dan
memelihara keseluruhan peralatan penyiaran yang dimiliki oleh stasiun.
Model
struktur organisasi radio di Indonesia
secara umum dapat digambarkan berikut :
Top Management “PLANNER” – Middle
Management “ORGANIZER” – Low/Front Management “OPERATOR”
Karakteristik Format stasiun menurut Michael C. Keith
:
FORMAT
|
KARAKTERISTIK
|
Adult Contemporary (AC)
|
Untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara
25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Menyiarkan musik pop masa kini, soft rock,
balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik.
Format AC ini berkembang ke format lain seperti Middle of the Road,
Album Oriented Rock dan Easy Listening.
|
Contemporary Hit Radio (CHR)
|
Untuk pendengar dengan rentang usia 12-20 tahun. Format paling
populer yang berisi lagu baru, dan terlaris. Menyiarkan berita seputar gosip
idola dan tips praktis. Sebelum CHR awalnya disebut TOP 40 Radio. CHR bisa
disebut sebagai radio yang ketat memutar 30 rekaman terkini, bukan album
lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan,
perpindahan antarlagu sangat cepat.
|
All News/All Talks
|
All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan
konsep siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir
kemudian tahun 1964 dimotori Gordon McLendon di Chicago dengan konsep berita
buletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini
kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan
bincang ekonomi-politik menjadi unggulan.
|
Classic/Oldies
|
Untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memutar lagu-lagu
klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya.
Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, berita mistik. Oldies juga mencakup
segmen beragam pada level ekonomi menengah ke bawah dengan dominasi musik
dangdut dan kolaborasi
|
Setelah menentukan format stasiun, pekerjaan berikutnya
bagi perencana siaran adalah menentukan berbagai jenis program yang akan
ditawarkan kepada pendengar. Dalam dua puluh tahun terakhir, jenis program
siaran populer di berbagai negara termasuk di Indonesia adalah :
1. Musik (Penyusunannya berdasarkan geografis, penyanyi dan
jenis musik)
2. Berita dan Informasi (Dua model kemasannya adalah live
report dan rekaman)
3. Bertutur
interaktif (Beberapa contoh programnya adalah song request, opini, kuis, gosip,
games)
4. Diskusi
publik (Melalui talk show, radio menjadi sarana untuk menyampaikan gagasan dan
kritik terhadap situasi sosial, ekonomi dan politik)
BAB VIII RADIO SIARAN
Radio
siaran (radio broadcast) ialah salah
satu aspek dari komunikasi massa.
Dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik adalah
sebanyak mungkin mampu mewadahi kebutuhan dan kepentingan pendengarnya.
Tiga bentuk kebutuhan dasar pendengar :
1. Informasi
2. Pendidikan
3. Hiburan
Sebagai media massa, radio siaran mempunyai ciri dan
sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Radio merupakan media auditif
(hanya bisa didengar), murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan
dimana-mana.
Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi,
informasi, pendidikan dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai
media imajinasi sebab sebagai media yang buta, radio melakukan stimulasi begitu
banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara melalui telinga pendengarnya.
Sifat radio siaran :
a. Auditori, pesannya hanya bisa didengar saja.
b. Mengandung gangguan, berupa semantic noise, channel noise
dan interferensi.
c. Intim, bersifat akrab.
Sifat pendengar radio :
a. Heterogen, memiliki latar belakang yang berbeda dan
tersebar dimana-mana.
b. Pribadi, komunikator radio seolah-olah bertamu ke kamar
pendengar.
c. Aktif, pendengar aktif berpikir dan melakukan
interpretasi terhadap isi siaran.
d. Selektif, pendengar memiliki program dan channel yang disukainya.
Ditinjau dari isi siarannya, penyajian acara radio siaran
secara umum dibagi menjadi dua yaitu :
1. Berita
2. Non berita
BAB IX PENATAAN
ACARA RADIO
Ketika para pengelola stasiun penyiaran radio
merencanakan untuk beroperasi, salah satu faktor yang perlu menjadi
kajian khusus adalah cara menetapkan target pendengar. Dalam upaya pencapaian
target pendengar tersebut diperlukan “programming”
atau penataan acara. Dan, penataan itu sendiri merupakan sebuah proses mengatur
program demi program termasuk penjadwalannya sehingga terbentuk station format
dengan tujuan menciptakan image stasiun penyiaran radio.
Perencanaan
programming yang baik akan mempengaruhi pengembangan citra dan reputasi brand terhadap pendengar. Jika rating pendengar baik, lamanya mendengarkan, maka
akan sangat berdampak pada sirkulasi massa yang memang dicari oleh pemasang
iklan. Rating digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan media, rating
menunjukkan bagian dari sejumlah individu yang mendengarkan suatu acara pada
suatu waktu tertentu. Jika perolehan pemasukan dari pemasang iklan baik, maka
hal ini menunujukkan operasional program penyiaran yang berhasil. Bagian
program, pemberitaan, teknik, dan penjualan dalam sebuah stasiun penyiaran
radio perlu memiliki ”programming
leadership”.
Karakteristik fungsi programming (beberapa hal yang harus
dipahami untuk seorang programmer) :
1. Fungsi
programming memang sangat sulit jika dikaji dari ukuran keakuratannya (difficult to size accurately). Sistem
penyiaran radio di Amerika Serikat menyebutkan Morning Drive, Daytime, Afternoon Drive, Night Time, Overnight.
2. Fungsi
programming adalah berkesinambungan (continuous).
Stasiun penyiaran radio dalam melakukan siarannya tidak hanya dengan satu atau
dua program saja, sejak “sign on”
hingga ”sign off”.
3. Fungsi
programming adalah persaingan yang luar biasa (extremely competitive) banyak stasiun penyiaran radio yang
membidik dengan target pendengar yang sama, karena jumlah radio saat ini sudah
semakin banyak. Kreatifitas menjadi hal penting dalam memenangkan persaingan
ini.
4. Fungsi
programming adalah menjaga stabilitas dalam jadwal program. Hal ini merupakan
upaya untuk mengembangkan kebiasaan mendengarkan. Semakin lama waktu pendengar mengikuti program, maka akan
dapat berdampak kepada lamanya pemasang iklan melakukan promosi juga.
5. Fungsi programming adalah mencari dan memperoleh ide dan
materi kreatif, yang bisa didapat dari berbagai sumber yang memungkinkan. Hal
ini berfungsi untuk mengembangkan ide-ide, bentuk program baru, dan memelihara
imajinasi pendengar.
6. Fungsi programming adalah spekulasi yang sangat tinggi (highly speculative). Programming bisa
diibaratkan hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata (idenfinable) dan aspek yang tidak dapat
menyentuh (intangible) daya tarik
pendengar.
Dengan pemahaman keenam fungsi di atas seorang Program Director yang baik, paling tidak
akan memiliki kemampuan mengevaluasi aspek ”idenfinable”
dan ”intangible” daya tarik
pendengar. Analisa evaluasi yang berhasil biasanya didukung oleh beberapa
faktor antara lain pengetahuan yang luas dari berbagai sumber, memahami bisnis
penyiaran radio secara umum, dan memahami pembiayaan membuat program. Dengan
pemahaman ini seorang Program Director
akan dapat mengevaluasi dan dapat menjalankan seluruh risiko pekerjaan sulit
dengan tingkat keberanian yang tinggi.
Tujuan program stasiun penyiaran radio komersial adalah
untuk menyiarkan atau mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian
pendengar, kemudian bisa ”dijual” kepada para pengiklan. Dalam menyusun format
acara, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mencakup :
geografis-demografis-pskografis-perilaku-individu, positioning.
Elemen-elemen pendukung format acara :
1. Musik
2. Kata-kata
3. Identitas stasiun
4. Iklan
5. Gaya siaran
6. Penjadwalan acara
Elemen-elemen acara yang sudah tersusun dengan baik,
dalam kepenyiaran disebut ”hot clock”
atau ”format wheel”.
Selain format musik, format lain yang bisa kita
pertimbangkan dalam menyusun penataan acara, misalnya : format berita, debat,
wawancara, surat pendengar, phone in,
komentar, sport, kuiz, tanya jawab,
dan voxpops.
Beberapa contoh format :
TOP 40 atau CHR (Contemporary Hit
Radio)
Disusun
dari rekaman-rekaman musik yang paling populer yang disajikan kepada pendengar
remaja belasan tahun dan usia awal dua puluhan.
ADULT CONTEMPORARY
Merupakan format dengan penggunaan lagu kontemporer
dewasa untuk pendengar dewasa dengan musik modern.
BAB X PENGGOLONGAN
JENIS-JENIS ACARA SIARAN
Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara
siaran :
1. Menurut unsur acara siaran
- siaran
kata (news features, dramas, talks and
discussions, etc.)
- siaran
seni suara (serious music, light music,
dance, variety, etc.)
2. Menurut
tujuan acara siaran
Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran
(menurut UNESCO) :
A. Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programmes)
- warta
berita (straight news)
- reportase
(current affairs)
-
penerangan
umum (general information)
-
pengumuman (public service)
B. Siaran pendidikan (Educational
Programme)
-
siaran anak-anak
-
siaran remaja
-
siaran sekolah
-
siaran pedesaan
-
siaran keluarga
berencana
-
siaran agama
-
ruangan wanita
-
pengetahuan umum
C. Siaran kebudayaan (Culture
Programme)
-
sastra (literature)
-
kesenian daerah (folklore)
-
apresiasi seni (art appreciation)
D. Siaran hiburan (Entertainments)
-
musik daerah (local music)
-
musik indonesia (national music)
-
musik asing (foreign music)
-
hiburan ringan (light entertainment)
E. Siaran lain-lain (Miscellaneous)
- ruangan
iklan (commercial spot announcement)
- pembukaan
/ penutup siaran (opening/closing tune)