Oleh : Muhammad A. Samaa'un
MASALAH REMAJA
Remaja bukan anak-anak tetapi juga bukan orang dewasa. Mereka punya
pola pikir seperti orang anak-anak akan tetapi mempunyai kondisi
fisik dan emosional layaknya orang dewasa . Bisa diartikan begini jika
seorang remaja mempunyai masalah maka mereka merespon masalah itu
seperti orang dewasa seperti dengan indikasi stress bingung, pusing
mendramatisir dan sebagainya berbeda sekali dengan anak-anak jika
mereka terkena masalah mereka hanya bisa menangis dan sesudah itu
selesai seakan-akan tak pernah kena masalah. Namun berbeda dengan
remaja jika mereka terkena masalah lalu mereka tidak bisa
memecahkannya mereka akan frustasi, jika akhlak mereka tidak dibimbing
dengan agama yang benar maka pelampiasannya kedalam hal-hal yang
negatif seperti merokok, mabuk, mengkonsumsi narkoba,dsb. Biasanya ada
beberapa penyebab munculnya masalah yang akhirnya mempengaruhi
kehidupan remaja kita:
1. Tuntutan sekolah dan frustasi
2. Pikiran-pikiran dan perasaan negatif tentang diri sendiri.
3. Perubahan pada tubuh (fisik dan emosional)
4. Masalah dengan lingkungan dan teman sebaya atau mungkin semacam
teman dekat (pacar)
5. Perpisahan dan perceraian orang tua.
6. Penyakit kronis yang dialami.
7. Meninggalnya orang-orang yang disayangi.
8. Perpindahan ke komunitas yang baru.
9. Pindah sekolah.
10. Terlalu banyak aktivitas atau harapan-harapan yang terlalu tinggi.
11. Masalah finansial ( Ekonomi )keluarga.
12. 1001 masalah yang membebani jiwa mereka, sementara mereka tidak
mampu mengatasinya sendiri.
Beberapa remaja menjadi terbebani dengan berbagai masalah tersebut
diatas. Beberapa tindakan yang dilakukan remaja ketika mengalami
masalah:
• Mengasingkan diri.
• Lepas kontrol/melakukan tindakan kriminal
• Menyalahkan orang lain.
• Mudah menyerah
• Gampang Emosional
SOLUSI KENAKALAN REMAJA
Oleh karena terlalu maraknya tindakan kriminal dewasa ini dan 'tokoh
utamanya' adalah remaja. Maka tidak heran lagi semua masalah itu
sebenarnya berawal dari lingkungan keluarga yang tidak peduli dengan
keadaan mereka / sibuk dengan urusan bisnis, orang tua acuh tak acuh
dengan kondisi psikis mereka, belum lagi bekal ilmu agama yang sangat
kurang. Sebenarnya mereka melakukan tindakan kriminal bukanlah sebab
kemauan mereka. Mereka melakukan semua itu hanyalah sebagai
pelampiasan supaya mereka ada yang memperhatikan keberadaan mereka dan
peduli dengan nasib mereka. Istilahnya cari-cari perhatian walaupun
caranya salah. Karena dilingkungan keluarga mereka tidak mendapatkan
kasih sayang yang seharusnya. Sehingga mereka melakukan tindakan
kriminalisme sebenarnya hanyalah untuk mendapatkan perhatian dari
lingkungan mereka. Beberapa solusi yang mungkin bisa mengurangi angka
kriminal oleh para remaja dewasa ini adalah :
Pertama, Pembekalan Ilmu Agama. Ilmu agama sangat penting sekali untuk
membentuk mental dan kejiwaan manusia sehingga meluruskan perilaku
mereka sesuai fitrah yang dikehendaki Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu
bekal ilmu agama yang cukup sangat penting untuk membentuk kejiwaan
mereka sehingga mereka menjadi manusia bermental stabil dan bertakwa
kepada Allah SWT ketika menginjak usia dewasa kelak.
Kedua, Kemudian tak kalah pentingnya adalah perhatian dari kedua orang
tua kepada mereka, diharapkan supaya orang tua menjadi tempat curahan
uneg-uneg yang membelenggu benak mereka yang bila tak terarahkan akan
menjadi racun bagi pikiran mereka untuk kemudian menjadi pendorong
melakukan tindakan kriminal sebagai bentuk protes terhadap lingkungan
mereka yang tidak mau memperhatikan mereka. Menjadi orang tua itu
susah-susah gampang. Bagi mereka yang mempunyai anak remaja pasti
banyak mengeluh tentang kebandelan anak-anak mereka. Itu amat wajar.
Karena masa ini adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa
sehingga mereka bermental sangat labil dan mudah terpengaruh
emosional. Orang tua tidak perlu memaksa anak melakukan ini dan itu.
Hanya perlu diarahkan dan disadarkan pelan-pelan supaya ia mengerti
dan dapat meluruskan perilakunya dan terbiasa dengan hal-hal yang
baik. Tidak kalah penting adalah perhatian dan pendidikan islam sejak
dini dari lingkungan keluarga. Karena jika anak terbiasa dengan
ilmu-ilmu dan tradisi agama yang baik maka kelak ia remaja akan selalu
berpikir dua kali untuk melakukan hal yang sekiranya bertentangan
dengan agama. Pendidikan agama yang dimulai setelah anak menginjak
usia remaja maka itu akan lebih sulit dicerna pemikiran mereka. Karena
mereka berpikir bahwa kebebasan itu perlu mereka dapatkan karena
mumpung masih muda, mereka bahkan bisa menganggap agama itu hanya
sekedar 'ceramah' yang masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Itu
karena perkembangan emosional mereka jauh lebih besar daripada akal
pemikiran mereka. Sedangkan jika ilmu agama dibekalkan kepada anak
sejak dini maka insyaAllah ilmu agama akan menjadikan jiwanya lurus
sampai ia berumur dewasa kelak.
Ketiga, Partisipasi dari pihak-pihak sekolah dan tokoh masyarakat
sekitar untuk bisa memberi motivasi-motivasi yang berharga untuk
kehidupan mereka dan memberikan bekal ilmu dan akhlak yang cukup
kepada remaja. Kemudian juga diharapkan pihak sekolah dan masyarakat
mau meluangkan waktunya setelah jam pulang sekolah untuk memberikan
kegiatan-kegiatan ekstra yang bersifat mendidik jiwa sosial dan mental
mereka. Bahkan lebih penting lagi kajian-kajian agama yang mungkin
dapat memberikan solusi bagi masalah mereka.
Karena seperti kata pepatah "kejahatan terjadi karena niat dan
kesempatan". Umur seusia remaja adalah umur yang sangat banyak
lowongnya dibandingkan dengan sibuknya. Jika mereka mengalami
kebosanan maka yang terjadi menggunakan waktu lowong mereka untuk hal
yang menyimpang, mungkin mereka anggap itu hiburan padahal dampaknya
buruk bagi dirinya dan lingkungannya. Karena kita pahami seorang
remaja mempunyai mental pola pikir anak-anak namun respon emosionalnya
seperti orang dewasa sehingga mereka berpikir sekali saja untuk
melakukan sesuatu tanpa memandang sebab akibatnya.
Mengambil sebuah nasehat dari seorang ulama besar islam mengatakan
bahwa barangsiapa tidak tersibukkan waktunya untuk kebaikan maka
niscaya ia akan tersibukkan dengan hal-hal yang munkar atau minimal
hal yang sia-sia. Oleh karena masa remaja adalah sebuah masa paling
'indah' dan bahagia serta penuh kebebasan maka bila tidak terarahkan
dengan benar maka yang terjadi adalah mereka melampiaskan waktu mereka
yang lowong untuk hal yang tidak bermanfaat bahkan merusak diri
sendiri dan lingkungan sekitarnya. Manusia dikaruniai fisik yang kuat
dan masa yang bebas dan kehidupan yang paling senang (tanpa masalah)
adalah pada saat ia menginjak usia remaja. Akan tetapi semua itu hanya
terror bagi masyarakat bila moral remaja rusak. Oleh karena itu
seyogyanya kita umat islam peduli dengan masalah mereka. Karena mereka
adalah penerus umat islam untuk kedepannya.
Wallahu'alam
Refrensi berbagai sumber
Tidak ada komentar: