Sekiranya potensi darat dan udara lebih unggul dibanding dengan laut maka pastilah Alquran menyebutkannya terlebih dahulu
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. al-Baqarah ayat 164)
Setiap ciptaan Allah sudah pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu termasuk ketika menciptakan lautan yang ternyata lebih luas dari pada daratan. Tidak mungkin hal ini terjadi dengan sendirinya tanpa ada maksud dan tujuan apa-apa. Untuk mengetahui tujuan-tujuan dimaksud maka manusia dapat mencarinya melalui pernyataan Alquran sendiri atau melalui akal dan pikiran.
Pada umumnya, Alquran hanya mengemukakan tujuan akhir saja yaitu untuk menunjukkan kekuasaan Allah yang sangat besar. Akan tetapi untuk sampai kepada tujuan akhir ini maka manusia harus melalui tujuan-tujuan yang lain secara bertahap supaya tujuan akhir dapat dipahami secara sempurna.
Sebagai contoh, tujuan Allah menciptakan laut dengan segala fenomenanya adalah untuk menunjukkan tanda-tanda keesaan dan kebesaran-Nya. Untuk sampai kepada tujuan akhir ini maka manusia harus memahami tentang laut yang salah satu di antaranya menciptakan alat-alat transportasi yang baik. Tanpa melakukan hal ini maka tujuan akhir tersebut hanya bersifat khayali semata.
Sayyid Thanthawi dalam tafsirnya al-Wasith, memberikan komentar bahwa fenomena laut tidak dapat dipisahkan dengan kekuasaan Allah. Meskipun keberadaan kapal bagaikan titik kecil di tengah samudera yang sangat luas namun ombak kadang-kadang menggiringnya supaya cepat sampai ke tepi pantai.
Menurutnya lebih lanjut, bahwa keberadaan kapal yang berlayar di atas laut dapat menumbuhkan perekonomian karena dapat mengangkut makanan, minuman dan beraneka ragam barang-barang. Penafsiran yang dikemukakan oleh Thanthawi ini menunjukkan bahwa tujuan akhir penciptaan laut dapat dipahami dengan baik jika laut itu sendiri dapat dikuasai oleh manusia.
Di dalam sejarah perjalanan hidup manusia alat transportasi di laut lebih duluan dikenal dari pada alat transportasi darat dan udara. Bahkan Alquran berulang kali menyebutkan jenis alat transportasi dimaksud seperti al-fulk dan al-safinah. Ketika Alquran menyatakan bahwa kapal dapat berlayar di laut maka ada dua petunjuk yang dapat dipahami melalui ayat ini.
Pertama, manusia ditantang untuk menciptakan alat transportasi di laut karena laut sudah diciptakan Tuhan sebagai wadah untuk melakukan interaksi. Tempat-tempat yang berjauhan seperti antar benua dapat ditempuh melalui laut dan karenanya diperlukan alat transportasi yang canggih.
Kedua, laut harus dipandang sebagai sentra ekonomi yang dapat mendatangkan berbagai manfaat di dalam kehidupan manusia. Manfaat dimaksud adakalanya berasal dari dalam laut itu sendiri seperti ikan dan mutiara dan adakalanya menjadikan laut sebagai wadah untuk melakukan bisnis.
Melalui kedua pandangan di atas menunjukkan bahwa laut adalah tempat yang sangat strategis untuk menciptakan dan menjaga kekuatan suatu bangsa. Selain itu, laut juga dapat dijadikan sumber perekonomian, karena menurut al-Jaza’iri dalam tafsirnya Aysar al-Tafasir, kapal-kapal besar dapat berlayar di laut mengangkut ribuan ton rezeki dan barang-barang yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Potensi laut yang besar ini menjadi tantangan bagi manusia untuk menciptakan alat-alat transportasi yang canggih. Dengan kata lain, apa bila suatu bangsa telah menguasai laut berarti bangsa tersebut sudah punya harapan yang realistis untuk menjadi bangsa yang kuat dan tangguh.
Urgensi menciptakan transportasi laut yang canggih karena biayanya relatif murah dan mampu membawa barang-barang kebutuhan pada jumlah yang banyak. Selain itu, resiko transportasi laut lebih kecil bila dibanding dengan resiko transportasi darat dan udara demikian juga tingkat kelancaran perjalanannya.
Adapun dari segi jumlah barang-barang yang diangkut maka transportasi laut mampu mengangkut jumlah yang lebih banyak bila dibanding dengan alat transportasi darat dan udara. Oleh karena itu, potensi laut lebih menjanjikan sejuta harapan bila dibanding dengan darat dan udara. Menurut Ibn ‘Ajibah dalam tafsirnya al-Bahr al-Madid, bahwa laut dapat difungsikan sebagai sentra ekonomi dan lain-lain.
Sekiranya potensi darat dan udara lebih unggul dibanding dengan laut maka pastilah Alquran menyebutkannya terlebih dahulu. Akan tetapi dalam tataran ini Alquran langsung menyebut bahwa kapal-kapal yang berlayar di laut dapat mengangkut beragam jenis kebutuhan hidup manusia.
Wacana Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim patut untuk didukung. Negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan sulit menjangkaunya melalui transportasi darat dan udara. Oleh karena itu, jalan satu-satunya yang tepat untuk mengakses pulau-pulai ini adalah dengan transportasi laut.
Paling tidak, ada dua alasan tentang pentingnya mendukung wacana ini. Pertama, terdapat beberapa ayat di dalam Alquran yang memberikan informasi tentang laut. Kedua, fakta yang tidak terbantahkan bahwa Indonesia adalah negara maritim karena 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan.
Berdasarkan fakta sejarah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut sehingga urusan informasi, ekonomi, transportasi dan lain-lain dilakukan melalui jalur laut. Bahkan masih terdapat sebagian besar bangsa Indonesia yang menggunakan transportasi laut baik untuk kepentingan ekonomi maupun kepentingan-kepentingan yang lain.
Satu fakta yang tidak terbantahkan ialah bahwa pertama sekali masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui jalur laut. Kemudian, penyebaran agama Islam dari pulau ke pulau juga dilakukan melalui jalur laut sehingga tercipta jaringan ulama di Nusantara ini. Bahkan sampai saat inipun keberadaan laut tetap saja menjadi penyangga kehidupan bagi bangsa Indonesia.
Berdasarkan pernyataan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa laut adalah sebagai penyangga kehidupan karena kapal-kapal yang berlayar di atasnya dapat membawa apa saja yang berguna bagi manusia. Oleh karena itu, manusia (khususnya bangsa Indonesia) harus mampu menciptakan alat-alat transportasi yang canggih di laut dan juga alat-alat yang dapat meraup semua potensi yang terdapat di dalamnya untuk menuju perekonomian yang sejahtera.
Penulis ;
(Achyar Zein : Ketua Prodi Tafsir-Hadis PPs IAIN SU )